Artikel ini tentang:
- Sepuluh Pilar Nilai Berita: Pedoman Jurnalis dalam Menentukan Kelayakan Informasi
- Panduan Harcup dan O’Neill: Menentukan Peristiwa yang Layak Jadi Sorotan Media
- Apa yang Layak Jadi Berita? Ini 10 Kriteria Utamanya
- Menimbang Nilai Berita: Panduan Profesional dari Dunia Jurnalistik
- 10 Tolok Ukur Peristiwa Layak Berita yang Harus Diketahui Wartawan
- Dari Elite hingga Kejutan: Inilah Ciri-Ciri Berita yang Punya Daya Tarik
- Menentukan Nilai Berita dengan Teori Harcup dan O’Neill
- Berita Bukan Sekadar Peristiwa: Ini Standar Kelayakannya
- Strategi Wartawan Cerdas: Memahami Nilai Berita dari 10 Perspektif
- Bagaimana Menilai Peristiwa Jadi Berita? Simak 10 Ukurannya.
Memahami 10 Kriteria Peristiwa yang Layak Dijadikan Berita Menurut Harcup dan O’Neill
Dalam dunia jurnalistik, tidak semua peristiwa yang terjadi layak untuk diangkat menjadi berita. Seorang jurnalis profesional harus mampu memilah mana yang memiliki nilai berita tinggi dan mana yang tidak. Untuk itu, diperlukan acuan yang jelas agar proses peliputan tidak sekadar berdasarkan intuisi atau kepentingan sepihak.
Salah satu pedoman yang paling dikenal luas dalam menilai kelayakan sebuah peristiwa menjadi berita adalah teori yang dikemukakan oleh Harcup dan O’Neill pada tahun 2001. Dalam penelitian mereka yang diterbitkan di jurnal Journalism Studies, Harcup dan O’Neill merumuskan sepuluh kriteria utama yang menjadi tolok ukur sebuah peristiwa layak diberitakan. Berikut penjabaran dari kesepuluh kriteria tersebut:
Peristiwa Para Penguasa (The Power Elite)
Berita tentang tokoh-tokoh penting, elit, atau mereka yang memegang kekuasaan besar di bidang politik, ekonomi, maupun sosial, cenderung menarik perhatian publik. Pengaruh mereka menjadikan segala tindakan atau keputusan yang mereka ambil menjadi bahan perbincangan yang layak diberitakan.
Tokoh Terkenal dan Figur Publik (Celebrity)
Kisah mengenai artis, selebriti, atau figur publik lainnya, termasuk tokoh media sosial, tetap menjadi magnet pemberitaan. Popularitas mereka menciptakan rasa ingin tahu yang tinggi dari khalayak.
Hiburan dan Sensasi (Entertainment)
Berita yang mengandung unsur hiburan, baik yang bersifat ringan seperti humor, kisah binatang lucu, maupun yang memuat unsur seks dan kontroversi hiburan, memiliki daya tarik tersendiri bagi audiens.
Kejutan atau Keanehan (Surprise)
Peristiwa yang tidak biasa, unik, atau bertolak belakang dari kebiasaan umum seringkali menciptakan efek keterkejutan yang membuatnya menarik untuk diberitakan.
Tragedi dan Konflik (Bad News)
Kejadian yang memuat penderitaan, tragedi, kecelakaan, hingga konflik sosial atau politik umumnya memiliki nilai berita yang tinggi karena menyentuh sisi emosional pembaca.
Kabar Baik dan Harapan (Good News)
Tidak hanya kabar buruk, berita yang membawa nilai positif seperti penyelamatan, pemulihan, atau kisah inspiratif juga sangat penting untuk diberitakan, terutama dalam memberikan keseimbangan emosional kepada publik.
Besarnya Dampak (Magnitude)
Sebuah peristiwa menjadi layak diberitakan apabila berdampak besar terhadap jumlah orang yang luas atau memberikan pengaruh signifikan terhadap kehidupan masyarakat.
Kesesuaian dengan Kepentingan Publik (Relevance)
Kelayakan sebuah berita juga bergantung pada sejauh mana peristiwa tersebut relevan dengan situasi atau konteks sosial dari kelompok masyarakat yang menjadi target media.
Kelanjutan Isu (Follow-up)
Berita lanjutan dari sebuah peristiwa atau tokoh yang sebelumnya sudah diberitakan penting untuk memberikan kedalaman, konteks baru, serta pembaruan terhadap cerita yang telah berkembang di tengah masyarakat.
Agenda Media (Agenda Media)
Kadangkala, sebuah peristiwa diangkat menjadi berita karena berhubungan dengan kebijakan redaksional atau agenda khusus dari lembaga media yang bersangkutan.
Pentingnya Memahami Nilai Berita
Bagi seorang wartawan, memahami sepuluh kriteria ini merupakan bekal dasar sebelum turun ke lapangan. Pengetahuan ini harus melekat dalam setiap proses pencarian berita agar informasi yang disampaikan benar-benar memiliki nilai dan relevansi. Tidak semua kejadian di sekitar kita dapat serta-merta dikemas menjadi berita, karena nilai berita ditentukan oleh banyak faktor yang kompleks.
Dengan memegang prinsip-prinsip ini, seorang jurnalis tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk opini publik yang cerdas dan kritis terhadap isu-isu yang berkembang.