Artikel ini tentang:
- Ngobrol Asik bareng Narasumber? Ini Cara Biar Hubungan Tetap Adem!
- Mau Wawancara Lancar Tanpa Drama? Cek Dulu Tips Ini!
- Jangan Cuma Datang Bawa Mic, Bangun Dulu Chemistry Sama Narasumber!
- Biar Narasumber Nggak Ilfeel: Ini Cara Wartawan yang Cerdas!
- Wawancara Nggak Harus Tegang, Asal Tau Cara Bangun Kepercayaan!
- Off the Record Itu Suci! Jangan Main Bocor-Bocoran, Ya!
- Klarifikasi Bukan Ribet, Tapi Tanda Profesionalisme Sejati!
- Jadi Wartawan Bukan Cuma Tanya, Tapi Juga Harus Bisa Jaga Etika!
- Mau Jadi Pewarta Keren? Jangan Bikin Narasumber Terjebak!
- Nggak Ada Cerita Narasumber Nyaman Kalau Kita Nggak Punya Empati!
Ngobrol Baik-Baik Sama Narasumber: Bukan Sekadar Tanya Jawab, Tapi Bangun Kepercayaan
Kalau kamu pikir jadi jurnalis atau pewarta itu cuma modal nanya doang, wah… bisa bahaya, sob! Dunia jurnalistik itu bukan arena interogasi. Kita nggak lagi nyiduk maling, tapi ngajak ngobrol orang yang (mudah-mudahan) punya informasi penting buat publik. Dan, yang lebih penting lagi, kita harus bangun relationship yang sehat dan saling menghargai sama yang namanya narasumber.
Nah, supaya hubungan kamu sama narasumber bisa awet dan adem, ada beberapa hal yang sebaiknya kamu lakuin. Santai aja, yuk kita bahas satu-satu.
1. Jangan Datang Kayak Debt Collector, Jelasin Dulu Maksud dan Tujuan
Sebelum mulai wawancara, biasakan kasih tahu dulu, “Saya dari media X, pengin ngobrol soal ini nih…” Jangan tiba-tiba nyodorin pertanyaan tanpa basa-basi. Narasumber juga manusia, bro! Mereka perlu tahu kenapa mereka dilibatkan dan apa kontribusinya dalam berita yang bakal kamu bikin.
Bukan cuma sopan santun, tapi ini juga bikin narasumber merasa dihargai dan nggak kayak lagi dijebak.
2. Kredibilitas Narasumber Itu Harga Mati
Jangan pernah main comot kutipan terus diplintir buat bikin sensasi. Ingat, narasumber itu bisa punya reputasi yang dibangun bertahun-tahun. Satu berita yang nggak akurat bisa merusak semuanya.
Kita sebagai jurnalis punya tanggung jawab moral buat menjaga kredibilitas mereka. Kalau kutipan mereka mentah, jangan ditulis mentah-mentah juga. Olah, konfirmasi, lalu pastikan konteksnya tepat.
3. Off The Record? Yaudah, Jangan Diumbar!
Kadang, di tengah wawancara, narasumber bilang, “Ini off the record ya…” Nah, saat itu juga kamu harus benar-benar stop jadi wartawan, dan mulai jadi pendengar biasa. Jangan iseng bawa-bawa info itu ke meja redaksi apalagi sampai tayang di berita.
Menghormati hak narasumber buat menyampaikan sesuatu secara pribadi itu bukan kelemahan, tapi tanda kamu profesional.
4. Jangan Ngarep Narasumber Salah Ucap Terus Kamu Tebar Sensasi
Nah ini, tolong banget ya: jangan ngejebak narasumber. Jangan berharap mereka keceplosan ngomong terus kamu dapet “headline bombastis”. Kalau ada pernyataan yang agak ngambang, jangan males klarifikasi.
Tanya ulang dengan sopan, “Maksud Bapak/Ibu, itu bagaimana ya?” atau “Apa bisa dijelaskan lebih rinci?” Ini jauh lebih elegan daripada langsung nebak-nebak sendiri atau lebih parah: bikin narasi sendiri.
💡 Bonus Tips Buat yang Baru Terjun ke Dunia Pewartaan:
- Dengerin baik-baik, jangan nyela.
- Jangan bikin suasana jadi intimidatif.
- Tunjukin empati, bukan cuma profesionalitas.
- Dan yang paling penting: jaga integritas, meskipun nggak ada yang lihat.
✨ Penutup
Jadi, ngobrol sama narasumber itu bukan sekadar cari bahan berita. Ini tentang membangun jembatan kepercayaan yang bakal nentuin kualitas informasi yang kamu dapetin. Kalau kamu bisa jaga etika, narasumber juga bakal lebih terbuka. Ujung-ujungnya? Beritamu bakal makin bernilai dan kamu pun dihargai sebagai jurnalis yang bisa dipercaya.
Jadi, mulai sekarang... yuk, ngobrolnya pakai hati, bukan cuma pakai mic!